Tulus adalah album perdana dari penyanyi Muhammad Tulus, dengan nama panggung Tulus. Diproduseri oleh Ari Renaldi, dimana Tulus dan kakak kandung Tulus, Riri Muktamar Rusydi, bertindak sebagai produser eksekutif, album ini dirilis melalui perusahaan rekaman sendiri bernama Tulus Record atau juga dikenal dengan nama Musik Tulus dan diedarkan oleh Demajors.
Search
Aku Menangis Enam Kali
Aku dilahirkan di kota kecil. Orang
tuaku hanya buruh kecil dengan pendapatan tak seberapa. Aku mempunyai
seorang kakak lelaki, tiga tahun lebih tua dariku.
Tangisan pertama
Suatu
ketika, sebuah jepit rambut mencuri perhatianku. Bentuknya manis dan
lucu. Seperti yang dikenakan oleh teman-teman di sekolahku. Keinginan
untuk memilikinya begtu kuat. Sehingga aku nekat mencuri uang ayahku
sebesar lima ribu rupiah dari laci lemari pakaiannya, untuk segera
membeli jepit rambut yang dijajakan itu. Tapi ayah mengetahui uangnya
hilang. dengan sebilah rotan dia segera memanggil aku dan kakakku untuk
mencari tahu siapa yang mencuri uangnya, "Siapa yang mencuri uang
itu?"tanyanya. Aku terpaku, karena terlalu takut untuk berbicara. Karena
ayah tidak mendengar pengakuan dari kami, dia mengatakan: "Baiklah,
kalau begitu, kalian berdua layak dihajar!" Dia mengangkat tongkat rotan
itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, kakakku mencengkeram tangannya dan
berkata, "Ayah, aku yang mengambilnya!"
Tongkat
rotan menghantam punggung kakakku bertubi-tubi. Ayah begitu marah
sehingga ia terus menerus memukuli kakakku sampai kehabisan nafas.
Sesudah itu, sambil duduk diatas bangku butut, ia kembali memarahi
kakakku: "Kamu sudah jadi pencuri sekarang. Hal yang sangat memalukan.
Bagaimana nanti jika di masa mendatang. Tentunya kau akan menjadi
perampok! Tidak tahu malu!"
Malamnya, aku dan ibuku memeluk
kakakku. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi dia tidak meneteskan air
mata setetespun. Di tengah malam, aku mulai menangis, sejadi-jadinya.
Tapi tangan kakakku segera menutup mulutku seraya berkata, "Sudahlah
jangan menangis.Semuanya sudah terjadi." Aku membenci diriku sendiri
karena tidak cukup punya keberanian untuk mengakui perbuatanku.
Tahun demi tahun telah berlalu,
tapi insiden itu masih tergambar jelas. Aku tidak pernah lupa wajah
kakakku ketika menghadapi hukuman itu untuk melindungiku.
Waktu itu aku berusia 8 tahun dan kakakku 11 tahun.
Tangisan kedua
Ketika
kakakku lulus dari SMA nya dan ia berniat untuk melanjutkan
pendidikannya ke universitas. Begitupun aku yang lulus dari SMP dan
berniat pula untuk melanjutkan ke SMA. Kami mendengar pembicaraan kedua
orang tua kami : "Kedua anak kita pendidikannya telah memberikan hasil
yang baik", kata ayah. "Tapi apa yang bisa kita lakukan? Kita tak bisa
membiayaikeduanya sekaligus." timpal ibu. "Akan aku coba mengusahakan
agar kedua anak kita bisa melanjutkan sekolahnya."kata ayah.
Saat itu juga, kakakku
menghampiri kedua orang tua kami dan berkata: "Ayah, aku tidak mau
melanjutkan sekolah lagi. Sepertinya aku telah cukup mendapatkan ilmu."
Tanpa dinyana ayah menampar kakakku, sambil berkata: "Mengapa kau
mempunyai jiwa yang lemah?Aku akan berusaha untuk mencari uang untuk
membiayai kau dan adikmu unruk tetap bersekolah. Jika aku perlu aku akan
mengemis di jalanan. Anak laki-lakiku hatus meneruskan sekolah. Agar
kita semua bisa keluar dari jurang kemiskinan ini."
Setelah melihat adegan tadi,
diam-diam akupun memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahku. Sampai
pada keesokan hari, aku tak mendapati kakaku di rumah. Rupanya dia pergi
meninggalkan rumah dan dia meninggalkan secarik kertas bertuliskan:
"Masuk ke perguruan tinggi tidak mudah dan tidak murah. Aku pergi
mencari kerja dan akan mengirimi kau uang agar kau bisa terus sekolah."
Aku memegang kertas itu di atas tempat tidurku dan menangis dengan air mata bercucuran membasahi bantalku. Suaraku hilang.
Waktu itu aku berusia 17 tahun dan kakakku 20 tahun.
Tangisan ketiga
Dengan
uang bekal yang diberikan ayah dan kiriman dari kakakku yang sekarang
bekerja di perusahaan konstruksi di kota besar. Akhirnya aku bisa kuliah
di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Suatu hari, aku sedang
belajar di kamar kostku., ketika temanku memberitahukan, "Ada seorang
penduduk desa menunggumu di luar sana!"
Mengapa ada penduduk desa
mencariku?Siapa dia? Aku berjalan keluar kamar dan melihat seseorang
yang berpakaian lusuh. Seluruh badannya kotor kotor penuh debu. setelah
melihat lebih dekat, ternyata kakakku, "Mengapa kau tidak bilang pada
temanku bahwa kau kakakku?" Dia menjawab sambil tersenyum, " Lihat
penampilanku. Apa yang mereka pikir jika mereka tahu aku adalah kakakmu?
Pasti mereka akan menertawakanmu."
Aku terenyuh. Air mata memenuhi
mataku. Aku segera menyapu debu-debu dari tubuh kakakku, dan berkata
dengan tersendat-sendat,"Aku tidak peduli omongan siapapun!Kau adalah
kakakku. apapun dan bagaimanapun penampilanmu."
Dari sakunya, ia mengeluarkan
sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku dan
menjelaskan, "Aku melihat melihat semua gadis-gadis kota memakainya.
Jadi aku pikir adikku harus memakainya juga." Aku tidak dapat menahan
diriku lebih lama lagi. Aku memeluk kakakku lalu menangis dan menangis.
Waktu itu aku berusia 21 tahun dan kakakku 24 tahun.
Tangisan keempat
Ketika
musim liburan tiba, aku pulang ke rumah diantar oleh pacarku. Kulihat
kakakku pun berada disana dengan tangan terbalut saputangan karena luka.
Rumahku sekarang bersih sekali. Kaca jendela yang pecah yang
terbengkalai sekian lama sudah kembali bagus. Ibu sudah bekerja keras
untuk membenahi rumah ini untuk menyambut kepulangan kami, pikirku.
Setelah memperkenalkan pacarku pada ibu dan kakakku. Ia harus kembali
pulang ke kota. Aku ditinggal sendiri menghabiskan masa liburanku, "Bu,
ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu dan uang untuk
membersihkan rumah ini bagi kedatangan kami." Tetapi ibu menimpali
sambil tersenyum, " Kakakmulah yang mengerjakan ini semua. Dia sengaja
pulang lebih awal dari kamu. Untuk membersihkan rumah. Sampai tangannya
terluka ketika memasang kaca jendela yang pecah itu. Tidakkah kau
melihat luka yang ada pada tangan kakakmu?"
Aku segera menemui kakakku.
Melihat wajahnya yang kurus segera aku mengambil perban dan tangan
kakakku. Ku campakan sapu tangan yang membalut tangannya yang luka. Ku
ambil salep antiseptik dan segera ku bungkus luka itu dengan perban.
"Apakah tanganmu tidak sakit?", tanyaku. "Ah, tidak sakit. Ini tidak
seberapa. Kamu tahu, di tempatku bekerja, batu-batu berjatuhan setiap
saat. Bahkan pernah pada suatu ketika jatuh menimpa kakiku dan
kepalaku.. Itu tidak menghentikanku bekerja dan......" Ia menghentikan
bicaranya ketika dilihatnya aku memunggunginya dan air mataku deras
mengalir ke wajahku. Dia berlalu seraya memegang kepalaku.
Waktu itu usiaku 23 tahun dan kakakku 26 tahun.
Tangisan kelima
Akhirnya
aku mendahului kakakku untuk menikah. dan aku tinggal di kota. Berulang
kali aku dan suamiku mengajak kedua orang tuaku untuk tinggal bersamaku
di kota, tetapi mereka menolak. Karena mereka tidak mau meninggalkan
desa tempat hidup mereka. Kakakkupun juga tidak setuju. Ia berkata, "
Jagalah mertuamu. Biar aku yang menjaga ibu dan ayah disini."
Suamiku menjadi Direktur di
pabriknya. kami menginginkan kakakku mendapatkan pekerjaan yang layak
sebagai Manajer pada Departemen Pemeliharaan. Tetapi kakakku menolak
tawaran tersebut. Ia bersikeras akan memulai usaha sendiri sebagai
pekerja reparasi.
Suatu hari, kakakku mendapat
kecelakaan ketika sedang memperbaiki rumah langganannya. Ia harus masuk
rumah sakit. Aku bersama suamiku segera menjenguknya. Melihat tangan
yang di gips, aku menggerutu, "Mengapa kau menolak menjadi
manajer?Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya
seperti ini. Lihat kamu sekarang, lukamu begitu serius. Mengapa kau
tidak mau mendengar kami sebelumnya?"
Dengan wajah serius, ia membela
keputusannya, "Pikirkan suamimu, ia baru saja menjadi direktur,
sedangkan aku hanya orang yang tidak berpendidikan. Jika aku menjadi
manajer hanya karena aku kakak iparnya. Apa nanti kata orang?" Mataku
dipenuhi airmata dan kemudian keluar kata-kataku yang terpatah-patah:
"Kau kurang pendidikan juga karena aku!". Lalu kata kakakku :"Mengapa
membicarakan yang sudah berlalu?".
Waktu itu aku berusia 27 tahun dan kakakku 30 tahun.
Tangisan keenam
Kakakku
menikah dengan gadis petani di desaku. Dalam acara pernikahannya,
pembawa acara itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati
dan kasihi?" Bahkan tanpa berpikir panjang ia menjawab, "Adikku." Ia
melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan sudah
tidak ku ingat lagi. "Ketika sekolah dulu, biasanya setiap hari Senin
selalu diadakan upacara bendera. Dan aku kebagian menjadi petugas
upacara itu. Kami semua diwajibkan memakai seragam lengkap. Kemeja
putih, celana merah topi merah, dasi merah, sepatu hitam dan kaos kaki
putih. Jika tidak mengenakan seragam itu tentunya akan mendapat hukuman.
Pada saat itu dasi yang kupunya hilang entah kemana. Dan pada saat itu
pula adikku menyodorkan dasi kepunyaannya padaku, katanya aku lebih
memerlukannya. Tapi rupanya kewajiban memakai seragam lengkap itu bukan
untuk petugas upacara saja tetapi juga untuk seluruh peserta upacara.
Dan adikku tahu akan hal ini. Adikku mendapat hukuman dari sekolah
karena ia tidak memakai dasi sebagai bagian dari seragam sekolah. Ku
lihat dia di hukum dengan dijemur di tengah lapangan sendirian. Dia
begitu kelelahan dan dia tidak menangis. Sejak hari itu, aku berjanji,
selama aku masih hidup aku akan menjaga adikku dan baik kepadanya."
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah keluar dari mulutku, "Dalam hidupku, orang yang paling layak mendapat terima kasihku adalah kakakku!".Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini,di depan kerumunan perayaan ini air mata bercucuran dari mataku seperti sungai.
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah keluar dari mulutku, "Dalam hidupku, orang yang paling layak mendapat terima kasihku adalah kakakku!".Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini,di depan kerumunan perayaan ini air mata bercucuran dari mataku seperti sungai.
Waktu itu usiaku 30 tahun dan usia kakakku 33 tahun.
Choi Sung Bong - Nella Fantasia
Choi Sung-bong (최성봉; Hanja: 崔聖奉, born 18 February 1990) is a South Korean vocalist who became famous after his appearance on Korea's Got Talent was picked up by the worldwide news media. He finished second in the competition.
Korea's Got Talent
Appearance and performance
On 6 June 2011, Choi's performance of "Nella Fantasia" moved judges and audience members to tears. He introduced himself as a manual laborer who had made a living selling gum and energy drinks for ten years.
All the judges, Kolleen Park, Jang Jin and Song Yun-ah, were impressed with his vocal talent. Choi advanced to the finals of the competition, finishing second by 280 votes.
During his first appearance in replying to a judge's question on whether he had vocal training, Choi said that he studied on his own, but he would have taken master classes if he only had an opportunity. [For the competition], he just listened [to the recording of the song that he performed] and learned it on his own.".
YouTube sensation
Choi's performance clip made it to YouTube and triggered a worldwide Internet sensation. One version with English subtitles has triggered international press interest and a worldwide view that Choi was "the next Susan Boyle".The video itself has over 90 million views as of July 2013.
Background
Childhood
Abandoned in an orphanage at the age of 3, Choi said that he ran away from the institution when he was 5 years old because of having been beaten often. He lived in stairwells and public washrooms and sold chewing gum and energy drinks to survive. He also delivered milk and newspapers in addition to working as a laborer, beginning at age eight. Choi said that very bad things happened to him as a child and that he was sold to someone.
However, he met a woman who ran a food cart outside a night club. She gave him the name "Ji-Sung". She also encouraged Choi to take the Korean equivalent of a GED (General Educational Development) exam so that he could complete his elementary and junior high curricula in order to enter high school.
He graduated from Daejeon Arts High School. Choi stated during the audition that he had attended the high school. He also mentioned that there were no teachers to give him vocal training at the school since he did not have the financial resources to pay for master classes.
He worked at a delivery service to earn tuition and money for lessons, but it resulted in a traumatic fall during his 8:00 p.m. to 7:00 a.m. shift. Choi subsequently received medical treatment at Kun Yang University Hospital. Prior to the fall, as a child, Choi had two car accidents for which he did not receive proper medical treatment for many years. When Choi got admitted at Kun Yang University Hospital due to other medical issues related to the earlier car accidents, he voluntarily performed a recital for four students who needed the financial aid for schools during his in-patient stay.
He initially considered dropping out of high school, and his high school music teacher noted that Choi was often absent from classes due to his difficult situation.
Choi could not continue with post-secondary education due to his limited financial resources. Instead, he worked as a construction worker with the type of work similar to that of a day laborer.
Choi was able to track his official record with the name Sungbong Choi at the orphanage. However, this was not the name given to him by his parents. It was the name he was given by the orphanage; as a result, Choi preferred the name Ji-Sung over Sungbong.
Musical background
Choi was inspired to pursue a career in music when he was 14 years old, after listening to a classical vocalist at the nightclub where he sold chewing gum. He later found a teacher, Park Jung-So, who agreed to teach him without charge and helped him get into an arts high school at age 16.
Choi mentioned during the Korea's Got Talent audition that he was particularly fascinated by the sincerity of the vocalist in contrast to the usual type of music heard at the club. He became a musical autodidact and later pursued classical vocal training at the musical department of Daejeon Arts High School. Choi stated that his favorite vocalist is Andrea Bocelli
2011 and on Sung Bong Choi sang the Korean national anthem for Korea's athletes ahead of the 2012 Olympic Games in London, UK. He has inspired We Hear Your Voice and performed at the Live at the Greek show with Shani Rigsbee and others.
Ciri
khusus genre film sains fiksi Holywood kerap kali mengetengahkan ide
tentang keunguulan komputerisasi sebagai satu-satunya instrument penting
industri film Amerika serikat dewasa ini. Ilustrasi dimensi ruang dan
waktu dalam virtualisasi kapsul digital menjadi penanda dimulainya
era digitaliasi sebagai tema mainstrim performativitas film Holywood,
setidaknya 10 tahun belakangan.
Sekedar catatan, melalui film
ini setidaknya kita diajak berkenalan dengan sejumlah teori
postmodernisme. Lewat Simone memungkinkan siapa saja bisa mengenaliasis
fenomena digitaliasi masyarakat kontemporer. Terlebih lagi keunggulan
film ini bagi saya, tidak serumit memahami film The Matrix, karena
menyimak film itu harus beberapa kali merewind setiap shot yang dianggap
penting. Sebaliknya Simone terbilang cukup ‘rileks’. Unsur dramatis
film ini mampu ‘menyederhanakan’ konsep Simulasi dan hiperealitas
peningglan selebritis postmo Jean Baudrillard, dengan sentuhan apik nan
gurih dicerna tanpa membuat jidat penonton berkerut.
Film Simone
diproduseri oleh rumah produksi New Line Cinema ini mengetengakan kisah
tentang karir seorang sutradara gaek Viktor Taransky. Ambisi Viktor
mempertahankan idealismenya semata-mata demi mempertimbangkan sisi
kualitas pemainya menjadi ‘mimpi manis’ bagi jalan hidup karir sutradara
Viktor. Negoisasai antara kualitas pemain dan keuntungan finanasial,
bukan-lah tujauan akhir dari idealisme sang sutradara.
Bermula
ketika kesulitan menghadirkan pemain utama, kandas oleh nilai kontrak
yang tergolong besar untuk ukuran kantong sutradara “kecil” macam
Viktor. Entah seperti mendapat ‘wangisit’, melalui koleganya seorang
insinyur komputer bernama Hank Angelo, peluang karir Viktor di dunia
perfilman diprediksi bakal melejit, ketika Hank menghadiakan Viktor
seperangakat data lunak yang didalamnya ternyata bersemayam sosok
manusia digital hasil manipulasi rumusan angka matematika. Hingga
akhirnya Viktor menjatuhkan pilihanya pada sosok virtual tersebut,
menjadi bintang utama dalam filmnya. Dari sinilah awal karir sang
sutradara itu menapaki kesuksesaan berkat memanfaatkan sosok maya
pemberian Hank Angelo.
Meminjam pemikiran Filsof Prancis Jean
Baudrillard, film ini terilhami dari teorinya tetang paraktik simulasi
dalam peta perkembangan masyarakat mukhtahir. Baudrillard mengintrodusir
karakter khas masyarakat dewasa ini sebagai masyarakat simulasi. Sebuah
entitas masyarakat yang hidup dalam jibaku ruang kode, tanda, dan model
yang diatur sebagai produksi dan reproduksi dalam sebuah simulasi. Ciri
dari masyarakat yang mengkuduskan praktik konsumsi sebagai gaya hidup
dan prestise pengkultusan individu.
Dalam wacana simulasi, manusia
mendiami sebuah ruang yang mengeliminir perbedaan antara yang nyata dan
fantasi, asli dan palsu terkesan sangat tipis. Dramatisasi unsur teorema
simulasi dalam film Simone tercermin pada sosok Simone sebagai artis
virtual hasil kerja digitalisasi komputer dibawah kendali sang sutradara
Victor Taransky.
Simone: Simulasi One
Dalam film
Simone, praktik simulasi nampak pada kehadiran sosok perempuan virtual
hasil ciptaan teknologi komputerisasi dalam wujud hologram-yang kemudian
diberi nama Simone, singkatan dari simulasi one.
Sembilan bulan
kemudian, sosok Simone “manusia buatan” ini- dikendalikan oleh Viktor
demi mewujudkan ambisinya sebagai sutradara handal. Viktor telah
“memanfaaatkan” Simone atas nama citra dan pamor karir cinemanya.
Walhasil, melalui sentuhan kreativitas Viktor, Sosok Simone yang
sebenernya hanya virtual itu telah menjadi bagian dalam kehidupan
masyarakat diseluruh belahan dunia. Respon Media massa turut andil
mengkonstruksi karakter simbolis selebritis Simone melambungkan namanya
menjadi bintang film kawakan. Sejumlah liputan dan talk show jarak jauh
oleh media massa turut menambah drajat performativitas Simone hingga
mendapat tempat di hati penggemarnya.
Namun dibalik
ketenaranya, tidak ada yang tahu, kehadiran Simone hanya akal-akalan
Viktor melalui kendali komputer diruang kerjanya. Viktor sepenuhnya
mengendalikan Simone, seperti: manipulasi suara dalam percakapan
mengunakan bahasa tuturan yang diaturnya, mengatur mimik wajah, pilihan
busana, hingga rekayasa air mata buatan turut memberi kesan sedih dan
ibah pada sosok maya Simone. Atas rekayasa itu, membuat publik tak
jarang larut dalam rasa simpati mendalam atas Simone. Publik meresa
telah memiliki Simone, dan akhirnya publikpun takut kehilangannya.
Kepiawayaan alur narasi cinema yang apik oleh sutradara Anderew
Nicola dalam menyadur teori simulasinya Buadriral, layak dianjungi
jempol. Sangat jarang seorang sutradara dalam kapasitasnya mampu maramu
teori atau konsep-konesep abstark filsafat menjadi lebih muda dipahami.
Bagi saya Simone berhasil mengurai benang kusut praktik-praktik
simulasi. Setidaknya terlihat dalam film ini memberikan pesan berupa
peringatan atas bahaya kuasa dunia simulasi, mampu mengubah yang
imajiner,palsu dan ilutif menjadi realitas yang sesungguhnya dalam
masyarakat yang termediasikan oleh tanda dan symbol. Salah satunya
teramati pada adegan, ketika rasa penasaran publik memicu kecurigaan
perihal sosok Simone yang sangat tertutup. Dua orang pihak berwajib
mencurigai Viktor telah memasung (menyembunyikan) Simone. Kecurigaan itu
nampak dalam adegan ketika dua orang detektif saat memperhatikan lokasi
wawancara Simone di sebuah tayangan televise, ketika mereka mendatangi
lokasi tersebut, dan mencocokan foto hasil rekaman di media- ternyata
ditemukan bukti ada ketidaksamaan posisi saat pengambilan gambar, bahwa
temuan itu bertolak belakang dengan kenyataan. Dimana pada lokasi yang
sebenarnya tidak ada latar gunung, seperti pada wawancara di salah satu
stasion televisi. Pihak berwajib mengklaim Justru seharusnya sebuah
hotel menjadi latar, namun kenyataanya tidak nampak. Kedua polisi ini
pun dibut bingung. Hingga makin meyakini kecurigaan mereka bahwa simone
sengaja disembunyikan oleh viktor.
Pada kondisi inilah
batasan antara realitas dengan imajinasi kian sukar dibedakan dalam
silang-marut tanda menciptakan realitas baru dengan citra-citra buatan;
menyulap fantasi, ilusi bahkan halusinasi menjadi kenyataan; serta
melipat realitas ke dalam sebuah disket atau memory bank. Lebih jauh,
realitas yang dihasilkan teknologi baru ini telah mengalahkan realitas
yang sesungguhnya dan menjadi model acuan yang baru bagi masyarakat.
Citra lebih meyakinkan ketimbang fakta.
Hiperrealitas
Simone sebagai bintang film benar-benar nyata dihadapan publik.
Perangkat super komputer telah mejadikanya seolah bernyawa seperti
layaknya manusia. Pengalaman publik atas Simone dalam hyperreal dunia
yang dilipat oleh manipulasi citra (diselenggarakan dalam cengkeraman
simulacra)
Publik atau audience penggemar Simone telah mendiami
sebuah ruang tanda yang sarat dengan duplikasi dan daur ulang berbagai
fragmen dan citra dari sosok virtual Simone. Duplikasi realtias ini
mewujud dalam lipatan –lipatan realtias. (baca: Hiperealitas) ketika
publik mempercayai Simone adalah sosok nyata tanpa cacat yang hidup dan
beraktivitas layaknya manusia normal. Manipulasi virtualisasi Simone
menyebar hingga publikpun menantikan kehadiran sosok Simone dalam film
garapan Viktor selanjutnya. Masa menunggu ini menjadi desakan publik
bagi viktor untuk menggarap ulang film yang diperankan Simone.
Penantian banyak penggemar seolah menjadi kehararusan betapa Simone
dicintai oleh masyarakat. Mislanya ketika publik menanti kedatangan
Simone turun dari Limosine, namun figure simone tak pernah menampakan
batang hidungnya. Justru muncul malah Viktor yang bertindak sebagai
juru bicara Simone. Ulah Viktor ini membuat kecewa pengemarnya. Belum
lagi menyusul sejumlah media bersaing mewawancarainya, hingga tak jarang
jadi rebutan tampil secara eksklusif disejumlah media papan atas.
Publikpun sempat dibuat histeris ketika Simone hadir megisi konser
akbar, meski penampilanya tidak secara langsung. Namun cukup meredupkan
kerinduan pengermarnya. Daya pikat Simone membuat mata penonton tak
henti-henti memuja idolanya itu. Sampai pada suatu ketika Simone
didaulat sebagai pemenang Oscar kategori bintang film terbaik untuk dua
film karya Viktor sekaligus. Publik mempercyai bahwa Simone layak
memperoleh penghargaan bergensi itu.
Sampai pada suatu
ketika lipatan simulasi ini beroperasi tanpa disadari Vktor, saat moment
penganugrahan film terbaik, terjadi insiden cukup memalukan karena
viktor justru tertipu oleh dirinya sendiri yang tak lain adalah simone.
Dalam sambutan penganugerahan simone mengucapkan terimaksaih kepada
pihak yang telah berkerjasama mensukseskan film yang dibintanginya,
namun ironisnya Simone tidak mengucapakan terimasakihnya kepada Viktor
sebagai sutradara, hanya kerena viktor sendri tidak memprorgram ucapan
itu sebagaimana bisanya ia melakukan peniruan suara dan ucapan untuk
dituturkan Simone. Sesuatu yang barang kali menjadi tidak mungkin karena
harus menyatakan terimakasih bagi dirinya sendiri. Sosok viktor pun
sebenarnya juga ditipu secara tidak sadar ikut larut dalam lapisan
simulacrum yang telah dibuatnya itu.
Tingkat frustasi Viktor
atas desakan pengemar Simone dan represifitas media massa menggugat rasa
ingin tahu atas identitas simone, membuat dirinya berusaha membuka
rahasia ini kepada mantan istrinya. Viktor mencoba meyakinkan mantan
istrinya (Elaine) bahwa Simone adalah hasil ciptaanya, namun lagi-lagi
Elaine tidak begitu saja mempercayainya malah justru dengan mudahnya ia
mengatakan setiap artis/aktor diciptakan oleh sutradara. Hal ini
sekaligus membantah bahwa Simone bukanlah sosok imajiner. Sehingga layak
untuk dipecaya sebagai sebuah kenyataan dalam lingkaran dunia
hiperealias. Simak peryantaan Viktor berikut ini:
Viktor: Simone
bukan orang sungguhan/ Aku yang menciptakan Simone, dari kode computer
yang dibuat dari persamaan matematika/ tidak ada Simone. Simone adalah
aku/ aku mengambil hal yang tak nyata dan membuatnya nyata. Aku memberi
kehiduapan pada mesin.
Begitupun pada adegan, ketika viktor
ingin melenyapkan Simone, dalam percakapanya berikut ini: viktor: kita
semua hidup dalam sebuah kebohongan besar, tapi kenapa (somone) tak
hidup juga./ kau lebih asli dari semua orang yang memuja-mu/aku telah
meyakinkan kepada dunia bahwa kau ada/ tapi yang sebenarnya yang
kulakukan adalah meyakikan mereka bahwa aku yang ada/masalahnya karena
bukan kamu manusia, tapi karena aku manusia.
Kerja keras Viktor
mempertahankan Simone demi menjaga agar kebohongan Public ini tetap
terjaga rahasianya terus mendapat tekanan dari pengemarnya sampai suatu
ketika ia tak kuasa lagi menerima kenyataan Mempercayai sosok simone
sebagai sosok nyata. Viktor akhirnya berusaha menghapus jejak Simone
dengan memasukan virus di dalam programnya. Akan tetapi tindakanya itu
malah jadi boomerang baginya dikarenakan ia telah menyatakan ke publik
bahwa Simone telah meninggal. Maka tak ayal jeratan hukum telah
menghantaui Viktor. Dalam sebuah masyarakat yang sudah tersimulasi,
publik telah terlanjur mempercayai Simone sebagai manusia, Viktor lupa
bahwa tindakanya itu akan menjeratnya pada tindakan pidana
Sejumlah alat bukti cukup kuat memposisikan viktor sebagai pelaku
pembunuhan Simone. Ketika viktor megumumkan kematian Simone ke publik.
Pihak kepolisian setempat menuding Viktor dalang pembunuh Simone.
Kecurigaan ini mencapai puncaknya saat pemakaman, ketika peti jenasah
akan didoakan, saat itu polisi datang mengamati peti dan menemukan tidak
ada jenazah Simone di dalamnya. Alasan ini menjadi pembenaran yang
diajukan pihak berwajib menuduh Viktor sekali lagi sebagai otak
pembunuh Simone yang sebenrnya hanya sosok virtual itu.
Viktor
mencoba meyakinkan pihak kepolisian tentang sosok virtual Simone,
justru dianggap tidak rasional. Alasanya mereka masih tetap meyakini
Simone adalah sosok manusia. Jika ditelisik disinilah kuasa tanda dalam
ruang simulacra telah “membutakan”publik, bahwa sebenarnya tidak ada
pembunuhan terhadap Simone. Viktor mengakui bahwa simone itu hanyalah
tipuan computer, semua pemberitaan di media: Koran, majalah, radio dan
televise adalah palsu. Namun pihak berwajib tetap sulit menerima
argument dan pembelaanya yang dinilai sulit dinalar meningat banyaknya
pengemar sebagai bukti kuat Simon adalah sosok manusia nyata.Seperti
dalam percakapan berikut:
Polisi: peggemar Simone itu benar-benar ada
Victor: sebenarnya mereka mengagumi kode computer, anggka satu dan nol.
Polisi: jadi mustahil kau membunuh Simone
Vikctor: ya, karena memang tidak ada Simone
Refleksi
Ketika masyarakat telah tersusupi dalam ruang tanda, maka segala yang
palsu dianggap benar, hingga meyakininya melebihi realitias yang
sebenarnya… sama kasusnya ketika ada diantara kita masih menganggap
pemberitaan di media, hasutan iklan, ocehan legislatif, janji murahan
pemerintah, gossip selebritis, tayangan pencarian bakat hingga program
acara yang diklaim mengusung genre reality show merupakan kebenaran atau
realitas sesungguhnya, padahal Bagi Baudrillard melalui konsep
simulasi, hal itu tidak lebih sebagai arena manipulasi citra dan
konstruksi imajinasi atas kuasa tanda dalam masyarakat post industrial
dewasa ini.
Dengan contoh yang sederhana Baudrillard
meilustrasikan dunia simulasi menyerupai analogi peta. Menurutnya, bila
dalam ruang nyata, sebuah peta merupakan representasi dari suatu
wilayah, maka dalam mekanisme simulasi yang terjadi malah sebaliknya.
Peta mendahului (melampaui) wilayah. Realitas sosial, budaya,ekonomi
bahkan politik, dirujuk berlandaskan bangunan model-model yang telah
dibuat sebelumnya. Dalam dunia simulasi, keliru jika menganggap realitas
adalah kenyataan yang otentik, justru model dan tampilan itulah
diyakini sebagai kenyataan (Baudrillard, 1987: 17). Ambil contoh
sebagian masyarkat dewasa ini terpukau pada Boy Band Korea, Indonesian
idol, Boneka Barbie, tokoh Superman, iklan televisi, Sinetron atau
Mickey Mouse. Hingga merambah pada dunia miniature, misalnya Disneyland,
Trans studio dan Taman Mini indonesia Indah, turut menuguhkan
imajinasi dunia hiburan yang semu, namun diyakini sebagai kenyataan
tanpa tanding itu, adalah model-model acuan nilai, representasi dan
makna sosial budaya masyarakat dewasa ini.
Lebih jauh lagi
Baudrillard berdalih, saat ini telah terjadi perubahan dalam struktur
masyarakat. Jika sebelumnya adalah Masyarakat industrial, saat ini
telah ditandai oleh masyarakat konsumer: masyarakat yang memilki hasrat
mengkonsumsi segala sesuatu tidak hanya objek-real, namun juga
objek-tanda. Inilah masyarakat yang hidup dengan kemudahan dan
kesejahteraan yang didenyutkan oleh perkembangan kapitalisme-lanjut,
kemajuan ilmu dan teknologi, provokasi media dan iklan. semuanya lebur
menjadi satu dalam gerakan silang-sengkarut tanda (Baudrillard, 1987:
33). Lebih lugas lagi David Harvey mengatakan Kapitalisme lanjut yang
bergandengan tangan dengan pesatnya perkembangan teknologi, telah
memberikan peranan penting kepada pasar dan konsumen sebagai institusi
kekuasaan baru menggantikan peran negara, militer dan parlemen (Harvey,
1989: 102).
Akhirnya masyarakat pun terjebak dalam labirin kesemuan tanpa batas, teralieanasi tanpa kuasa
Sekedar catatan, melalui film ini setidaknya kita diajak berkenalan dengan sejumlah teori postmodernisme. Lewat Simone memungkinkan siapa saja bisa mengenaliasis fenomena digitaliasi masyarakat kontemporer. Terlebih lagi keunggulan film ini bagi saya, tidak serumit memahami film The Matrix, karena menyimak film itu harus beberapa kali merewind setiap shot yang dianggap penting. Sebaliknya Simone terbilang cukup ‘rileks’. Unsur dramatis film ini mampu ‘menyederhanakan’ konsep Simulasi dan hiperealitas peningglan selebritis postmo Jean Baudrillard, dengan sentuhan apik nan gurih dicerna tanpa membuat jidat penonton berkerut.
Film Simone diproduseri oleh rumah produksi New Line Cinema ini mengetengakan kisah tentang karir seorang sutradara gaek Viktor Taransky. Ambisi Viktor mempertahankan idealismenya semata-mata demi mempertimbangkan sisi kualitas pemainya menjadi ‘mimpi manis’ bagi jalan hidup karir sutradara Viktor. Negoisasai antara kualitas pemain dan keuntungan finanasial, bukan-lah tujauan akhir dari idealisme sang sutradara.
Bermula ketika kesulitan menghadirkan pemain utama, kandas oleh nilai kontrak yang tergolong besar untuk ukuran kantong sutradara “kecil” macam Viktor. Entah seperti mendapat ‘wangisit’, melalui koleganya seorang insinyur komputer bernama Hank Angelo, peluang karir Viktor di dunia perfilman diprediksi bakal melejit, ketika Hank menghadiakan Viktor seperangakat data lunak yang didalamnya ternyata bersemayam sosok manusia digital hasil manipulasi rumusan angka matematika. Hingga akhirnya Viktor menjatuhkan pilihanya pada sosok virtual tersebut, menjadi bintang utama dalam filmnya. Dari sinilah awal karir sang sutradara itu menapaki kesuksesaan berkat memanfaatkan sosok maya pemberian Hank Angelo.
Meminjam pemikiran Filsof Prancis Jean Baudrillard, film ini terilhami dari teorinya tetang paraktik simulasi dalam peta perkembangan masyarakat mukhtahir. Baudrillard mengintrodusir karakter khas masyarakat dewasa ini sebagai masyarakat simulasi. Sebuah entitas masyarakat yang hidup dalam jibaku ruang kode, tanda, dan model yang diatur sebagai produksi dan reproduksi dalam sebuah simulasi. Ciri dari masyarakat yang mengkuduskan praktik konsumsi sebagai gaya hidup dan prestise pengkultusan individu.
Dalam wacana simulasi, manusia mendiami sebuah ruang yang mengeliminir perbedaan antara yang nyata dan fantasi, asli dan palsu terkesan sangat tipis. Dramatisasi unsur teorema simulasi dalam film Simone tercermin pada sosok Simone sebagai artis virtual hasil kerja digitalisasi komputer dibawah kendali sang sutradara Victor Taransky.
Simone: Simulasi One
Dalam film Simone, praktik simulasi nampak pada kehadiran sosok perempuan virtual hasil ciptaan teknologi komputerisasi dalam wujud hologram-yang kemudian diberi nama Simone, singkatan dari simulasi one.
Sembilan bulan kemudian, sosok Simone “manusia buatan” ini- dikendalikan oleh Viktor demi mewujudkan ambisinya sebagai sutradara handal. Viktor telah “memanfaaatkan” Simone atas nama citra dan pamor karir cinemanya.
Walhasil, melalui sentuhan kreativitas Viktor, Sosok Simone yang sebenernya hanya virtual itu telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat diseluruh belahan dunia. Respon Media massa turut andil mengkonstruksi karakter simbolis selebritis Simone melambungkan namanya menjadi bintang film kawakan. Sejumlah liputan dan talk show jarak jauh oleh media massa turut menambah drajat performativitas Simone hingga mendapat tempat di hati penggemarnya.
Namun dibalik ketenaranya, tidak ada yang tahu, kehadiran Simone hanya akal-akalan Viktor melalui kendali komputer diruang kerjanya. Viktor sepenuhnya mengendalikan Simone, seperti: manipulasi suara dalam percakapan mengunakan bahasa tuturan yang diaturnya, mengatur mimik wajah, pilihan busana, hingga rekayasa air mata buatan turut memberi kesan sedih dan ibah pada sosok maya Simone. Atas rekayasa itu, membuat publik tak jarang larut dalam rasa simpati mendalam atas Simone. Publik meresa telah memiliki Simone, dan akhirnya publikpun takut kehilangannya.
Kepiawayaan alur narasi cinema yang apik oleh sutradara Anderew Nicola dalam menyadur teori simulasinya Buadriral, layak dianjungi jempol. Sangat jarang seorang sutradara dalam kapasitasnya mampu maramu teori atau konsep-konesep abstark filsafat menjadi lebih muda dipahami. Bagi saya Simone berhasil mengurai benang kusut praktik-praktik simulasi. Setidaknya terlihat dalam film ini memberikan pesan berupa peringatan atas bahaya kuasa dunia simulasi, mampu mengubah yang imajiner,palsu dan ilutif menjadi realitas yang sesungguhnya dalam masyarakat yang termediasikan oleh tanda dan symbol. Salah satunya teramati pada adegan, ketika rasa penasaran publik memicu kecurigaan perihal sosok Simone yang sangat tertutup. Dua orang pihak berwajib mencurigai Viktor telah memasung (menyembunyikan) Simone. Kecurigaan itu nampak dalam adegan ketika dua orang detektif saat memperhatikan lokasi wawancara Simone di sebuah tayangan televise, ketika mereka mendatangi lokasi tersebut, dan mencocokan foto hasil rekaman di media- ternyata ditemukan bukti ada ketidaksamaan posisi saat pengambilan gambar, bahwa temuan itu bertolak belakang dengan kenyataan. Dimana pada lokasi yang sebenarnya tidak ada latar gunung, seperti pada wawancara di salah satu stasion televisi. Pihak berwajib mengklaim Justru seharusnya sebuah hotel menjadi latar, namun kenyataanya tidak nampak. Kedua polisi ini pun dibut bingung. Hingga makin meyakini kecurigaan mereka bahwa simone sengaja disembunyikan oleh viktor.
Pada kondisi inilah batasan antara realitas dengan imajinasi kian sukar dibedakan dalam silang-marut tanda menciptakan realitas baru dengan citra-citra buatan; menyulap fantasi, ilusi bahkan halusinasi menjadi kenyataan; serta melipat realitas ke dalam sebuah disket atau memory bank. Lebih jauh, realitas yang dihasilkan teknologi baru ini telah mengalahkan realitas yang sesungguhnya dan menjadi model acuan yang baru bagi masyarakat. Citra lebih meyakinkan ketimbang fakta.
Hiperrealitas
Simone sebagai bintang film benar-benar nyata dihadapan publik. Perangkat super komputer telah mejadikanya seolah bernyawa seperti layaknya manusia. Pengalaman publik atas Simone dalam hyperreal dunia yang dilipat oleh manipulasi citra (diselenggarakan dalam cengkeraman simulacra)
Publik atau audience penggemar Simone telah mendiami sebuah ruang tanda yang sarat dengan duplikasi dan daur ulang berbagai fragmen dan citra dari sosok virtual Simone. Duplikasi realtias ini mewujud dalam lipatan –lipatan realtias. (baca: Hiperealitas) ketika publik mempercayai Simone adalah sosok nyata tanpa cacat yang hidup dan beraktivitas layaknya manusia normal. Manipulasi virtualisasi Simone menyebar hingga publikpun menantikan kehadiran sosok Simone dalam film garapan Viktor selanjutnya. Masa menunggu ini menjadi desakan publik bagi viktor untuk menggarap ulang film yang diperankan Simone.
Penantian banyak penggemar seolah menjadi kehararusan betapa Simone dicintai oleh masyarakat. Mislanya ketika publik menanti kedatangan Simone turun dari Limosine, namun figure simone tak pernah menampakan batang hidungnya. Justru muncul malah Viktor yang bertindak sebagai juru bicara Simone. Ulah Viktor ini membuat kecewa pengemarnya. Belum lagi menyusul sejumlah media bersaing mewawancarainya, hingga tak jarang jadi rebutan tampil secara eksklusif disejumlah media papan atas.
Publikpun sempat dibuat histeris ketika Simone hadir megisi konser akbar, meski penampilanya tidak secara langsung. Namun cukup meredupkan kerinduan pengermarnya. Daya pikat Simone membuat mata penonton tak henti-henti memuja idolanya itu. Sampai pada suatu ketika Simone didaulat sebagai pemenang Oscar kategori bintang film terbaik untuk dua film karya Viktor sekaligus. Publik mempercyai bahwa Simone layak memperoleh penghargaan bergensi itu.
Sampai pada suatu ketika lipatan simulasi ini beroperasi tanpa disadari Vktor, saat moment penganugrahan film terbaik, terjadi insiden cukup memalukan karena viktor justru tertipu oleh dirinya sendiri yang tak lain adalah simone. Dalam sambutan penganugerahan simone mengucapkan terimaksaih kepada pihak yang telah berkerjasama mensukseskan film yang dibintanginya, namun ironisnya Simone tidak mengucapakan terimasakihnya kepada Viktor sebagai sutradara, hanya kerena viktor sendri tidak memprorgram ucapan itu sebagaimana bisanya ia melakukan peniruan suara dan ucapan untuk dituturkan Simone. Sesuatu yang barang kali menjadi tidak mungkin karena harus menyatakan terimakasih bagi dirinya sendiri. Sosok viktor pun sebenarnya juga ditipu secara tidak sadar ikut larut dalam lapisan simulacrum yang telah dibuatnya itu.
Tingkat frustasi Viktor atas desakan pengemar Simone dan represifitas media massa menggugat rasa ingin tahu atas identitas simone, membuat dirinya berusaha membuka rahasia ini kepada mantan istrinya. Viktor mencoba meyakinkan mantan istrinya (Elaine) bahwa Simone adalah hasil ciptaanya, namun lagi-lagi Elaine tidak begitu saja mempercayainya malah justru dengan mudahnya ia mengatakan setiap artis/aktor diciptakan oleh sutradara. Hal ini sekaligus membantah bahwa Simone bukanlah sosok imajiner. Sehingga layak untuk dipecaya sebagai sebuah kenyataan dalam lingkaran dunia hiperealias. Simak peryantaan Viktor berikut ini:
Viktor: Simone bukan orang sungguhan/ Aku yang menciptakan Simone, dari kode computer yang dibuat dari persamaan matematika/ tidak ada Simone. Simone adalah aku/ aku mengambil hal yang tak nyata dan membuatnya nyata. Aku memberi kehiduapan pada mesin.
Begitupun pada adegan, ketika viktor ingin melenyapkan Simone, dalam percakapanya berikut ini: viktor: kita semua hidup dalam sebuah kebohongan besar, tapi kenapa (somone) tak hidup juga./ kau lebih asli dari semua orang yang memuja-mu/aku telah meyakinkan kepada dunia bahwa kau ada/ tapi yang sebenarnya yang kulakukan adalah meyakikan mereka bahwa aku yang ada/masalahnya karena bukan kamu manusia, tapi karena aku manusia.
Kerja keras Viktor mempertahankan Simone demi menjaga agar kebohongan Public ini tetap terjaga rahasianya terus mendapat tekanan dari pengemarnya sampai suatu ketika ia tak kuasa lagi menerima kenyataan Mempercayai sosok simone sebagai sosok nyata. Viktor akhirnya berusaha menghapus jejak Simone dengan memasukan virus di dalam programnya. Akan tetapi tindakanya itu malah jadi boomerang baginya dikarenakan ia telah menyatakan ke publik bahwa Simone telah meninggal. Maka tak ayal jeratan hukum telah menghantaui Viktor. Dalam sebuah masyarakat yang sudah tersimulasi, publik telah terlanjur mempercayai Simone sebagai manusia, Viktor lupa bahwa tindakanya itu akan menjeratnya pada tindakan pidana
Sejumlah alat bukti cukup kuat memposisikan viktor sebagai pelaku pembunuhan Simone. Ketika viktor megumumkan kematian Simone ke publik. Pihak kepolisian setempat menuding Viktor dalang pembunuh Simone. Kecurigaan ini mencapai puncaknya saat pemakaman, ketika peti jenasah akan didoakan, saat itu polisi datang mengamati peti dan menemukan tidak ada jenazah Simone di dalamnya. Alasan ini menjadi pembenaran yang diajukan pihak berwajib menuduh Viktor sekali lagi sebagai otak pembunuh Simone yang sebenrnya hanya sosok virtual itu.
Viktor mencoba meyakinkan pihak kepolisian tentang sosok virtual Simone, justru dianggap tidak rasional. Alasanya mereka masih tetap meyakini Simone adalah sosok manusia. Jika ditelisik disinilah kuasa tanda dalam ruang simulacra telah “membutakan”publik, bahwa sebenarnya tidak ada pembunuhan terhadap Simone. Viktor mengakui bahwa simone itu hanyalah tipuan computer, semua pemberitaan di media: Koran, majalah, radio dan televise adalah palsu. Namun pihak berwajib tetap sulit menerima argument dan pembelaanya yang dinilai sulit dinalar meningat banyaknya pengemar sebagai bukti kuat Simon adalah sosok manusia nyata.Seperti dalam percakapan berikut:
Polisi: peggemar Simone itu benar-benar ada
Victor: sebenarnya mereka mengagumi kode computer, anggka satu dan nol.
Polisi: jadi mustahil kau membunuh Simone
Vikctor: ya, karena memang tidak ada Simone
Refleksi
Ketika masyarakat telah tersusupi dalam ruang tanda, maka segala yang palsu dianggap benar, hingga meyakininya melebihi realitias yang sebenarnya… sama kasusnya ketika ada diantara kita masih menganggap pemberitaan di media, hasutan iklan, ocehan legislatif, janji murahan pemerintah, gossip selebritis, tayangan pencarian bakat hingga program acara yang diklaim mengusung genre reality show merupakan kebenaran atau realitas sesungguhnya, padahal Bagi Baudrillard melalui konsep simulasi, hal itu tidak lebih sebagai arena manipulasi citra dan konstruksi imajinasi atas kuasa tanda dalam masyarakat post industrial dewasa ini.
Dengan contoh yang sederhana Baudrillard meilustrasikan dunia simulasi menyerupai analogi peta. Menurutnya, bila dalam ruang nyata, sebuah peta merupakan representasi dari suatu wilayah, maka dalam mekanisme simulasi yang terjadi malah sebaliknya. Peta mendahului (melampaui) wilayah. Realitas sosial, budaya,ekonomi bahkan politik, dirujuk berlandaskan bangunan model-model yang telah dibuat sebelumnya. Dalam dunia simulasi, keliru jika menganggap realitas adalah kenyataan yang otentik, justru model dan tampilan itulah diyakini sebagai kenyataan (Baudrillard, 1987: 17). Ambil contoh sebagian masyarkat dewasa ini terpukau pada Boy Band Korea, Indonesian idol, Boneka Barbie, tokoh Superman, iklan televisi, Sinetron atau Mickey Mouse. Hingga merambah pada dunia miniature, misalnya Disneyland, Trans studio dan Taman Mini indonesia Indah, turut menuguhkan imajinasi dunia hiburan yang semu, namun diyakini sebagai kenyataan tanpa tanding itu, adalah model-model acuan nilai, representasi dan makna sosial budaya masyarakat dewasa ini.
Lebih jauh lagi Baudrillard berdalih, saat ini telah terjadi perubahan dalam struktur masyarakat. Jika sebelumnya adalah Masyarakat industrial, saat ini telah ditandai oleh masyarakat konsumer: masyarakat yang memilki hasrat mengkonsumsi segala sesuatu tidak hanya objek-real, namun juga objek-tanda. Inilah masyarakat yang hidup dengan kemudahan dan kesejahteraan yang didenyutkan oleh perkembangan kapitalisme-lanjut, kemajuan ilmu dan teknologi, provokasi media dan iklan. semuanya lebur menjadi satu dalam gerakan silang-sengkarut tanda (Baudrillard, 1987: 33). Lebih lugas lagi David Harvey mengatakan Kapitalisme lanjut yang bergandengan tangan dengan pesatnya perkembangan teknologi, telah memberikan peranan penting kepada pasar dan konsumen sebagai institusi kekuasaan baru menggantikan peran negara, militer dan parlemen (Harvey, 1989: 102).
Akhirnya masyarakat pun terjebak dalam labirin kesemuan tanpa batas, teralieanasi tanpa kuasa
Jagoan cuap-cuap atau ber-acapella dari Italia ini tergabung dalam Neri Per Caso, yang katanya artinya "Black in Chain" karena mereka suka pake fashion hitam. Kelompok ini terbentuk tahun 90-an dari kota kecil Salerno di Italia. Padahal acapella sendiri biasanya dinyanyiin oleh orang negro. Di Indonesia, kelompok yang satu ini udah sangat dikenal.
Linkin Park live Concer at New York City Madison Square Garden (04.02.2011)
© 2011 Warner Bros. Records Inc., A Warner Music Group Company
0:02:50 . Faint
0:06:35 . Lying From You
0:09:35 . Given Up
0:13:10 . What I've Done
0:16:35 . No More Sorrow
0:22:07 . Jornada Del Muerto
0:23:40 . Waiting For The End
0:27:40 . Blackout
0:32:25 . Numb
0:35:35 . The Radiance (Live Version)
0:37:25 . Iridescent
0:43:00 . Fallout
0:44:40 . The Catalyst
0:50:10 . Shadow Of The Day
0:54:40 . In The End
0:58:16 . Bleed It Out / A Place For My Head
1:04:07 . Empty Spaces
1:04:45 . When They Come For Me
1:09:37 . Papercut
1:13:00 . New Divide
1:18:00 . Crawling
1:21:25 . One Step Closer
Show Notes: During the bridge of 'Bleed It Out' Mike rapped verse 1 of 'A Place For My Head' followed by Chester singing the bridge Censored. Low bitrate. 'From The Inside' and 'Breaking The Habit' were not broadcasted. http://fuse.tv/music/artists/linkin-p...
Get the latest news on Linkin Park at their official website: http://linkinpark.com
Inilah para warga yang tergabung di kelas Web Design SMP Nasional Daya Susila - Garut Angkatan 2013
Heru Haeruddin
Martha Grace Suryadi
Nabila Julia Sambas
Heru Haeruddin
Martha Grace Suryadi
Nabila Julia Sambas
November 1828 adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1979 dan disutradarai oleh Teguh Karya. Film ini dibintangi antara lain oleh Slamet Rahardjo, Rachmat Hidayat dan Yenny Rachman.
Sinopsis
Film ini menceritakan tentang sebuah kelompok penduduk desa di Jawa yang memberontak melawan pemerintahan penjajahan Hindia Belanda. Film ini mengandung tema loyalitas dan pengkhianatan.
Jalinan kisah November 1828 ini dimulai ketika Kapten van der Borst, disertai pasukannya, berusaha mengorek informasi tentang lokasi persembunyian Sentot Prawirodirdjo, tangan kanan Pangeran Diponegoro. Jayengwirono, seorang demang gila jabatan, memberitahukan bahwa Kromoludirolah yang mengetahui informasi tersebut. Kromoludiro pun ditangkap, ditawan di rumahnya sendiri, dan dengan berbagai upaya dipaksa membuka mulut.
Sepanjang proses interogasi dan mata rantai peristiwa yang ditimbulkannya, terlihat bahwa dibalik konflik antara Belanda dan rakyat Jawa ini sebenarnya berkecamuk konflik internal yang tak kalah dahsyat dalam diri tokoh-tokohnya.
Film ini mengingatkan bahwa permusuhan atau sikap agresif berlebihan terhadap orang lain seringkali merupakan ungkapan yang tak disadari dari ketegangan dalam diri orang itu sendiri.
Hal kontras yang menarik juga diperlihatkan dalam sosok Kapten de Borst dan Letnan van Aken. Kapten de Borst pada film ini banyak disulut oleh ambisi pribadi. Ia gerah karena perwira lain yang lebih muda dari dia, ternyata sudah meraih pangkat lebih tinggi. Alasannya karena ia merasa mereka orang Belanda tulen, dan van Aken hanya seorang Indo. Sebaliknya, Letnan van Aken, yang juga seorang Indo, diam-diam bersimpati terhadap rakyat Jawa, dan menolak untuk menghalalkan segala cara.
Kalau dicermati, pihak-pihak yang berkonflik secara frontal adalah para bawahan. Para atasan -- dalam hal ini Belanda dan Pangeran Diponegoro -- hanya berada di latar belakang. Di pihak Belanda, sebenarnya bahkan tidak ada orang Belanda; hanya ada sejumlah perwira Indo dan yang lainnya adalah prajurit bayaran. Pangeran Diponegoro sendiri hanya diperbincangkan; yang muncul di layar adalah orang kepercayaannya, Sentot Prawirodirjo. Itu pun ia ditampilkan dalam citra mesianis: muncul pada detik-detik terakhir untuk memetik hasil perjuangan gotong-royong
Sutradara : Teguh Karya
Produser : Interstudio,Gemini Film,Satria Film,Garuda Film
Penulis Teguh Karya
Pemeran:
Slamet Rahardjo
Rachmat Hidayat
El Manik
Yenny Rachman
Maruli Sitompul
Sardono W. Kusumo
Sunarti Rendra
Musik : Frankie Raden,Sardono W. Kusumo,Slamet Rahardjo
Sinematografi : Tantra Suryadi
Penyunting : Tantra Suryadi
Durasi 140 menit
Penghargaan
Festival Film Indonesia 1979
Sutradara Terbaik : Teguh Karya
Pemeran Pendukung Pria Terbaik : El Manik
Tata Sinematografi Terbaik : Tantra Surjadi
Tata Artistik Terbaik : Benny Benhardi
Cerita Asli Terbaik : Franki Raden
Ada banyak kesalahan blogger pemula atau kekeliruan yang dilakukan pada saat awal-awal membuat blog dan pada saat building, nah disini saya akan memberikan 3 hal saja yang saya rasa cukup penting untuk diketahui oleh kita semua.
Sebelum kita memulai, harap diingat bahwa disini kita akan membahas
blog yang benar-benar dibuat untuk keperluan menarik pengunjung melalui
search engine, yah anggap untuk bisnis. Intinya bukan blog yang dibuat
untuk keperluan pribadi saja, tetapi ada aspek penting lainnya seperti
menjaring banyak pengunjung supaya mereka visitor ada yang mampir ke
blog yang akan kita buat nantinya.
1. Kesalahan Memilih Topik Blog
Banyak para blogger matre yang membangun blog lebih dari
satu, tentu saja dengan banyaknya blog yang harus kita kerjakan,
pemilihan topik blog pun jadi semakin rumit dan kita harus memiliki
banyak ide untuk itu. Selain harus membuat banyak blog, blogger pemula
pun biasanya mengambil topik yang memiliki HPK,
anggap saja seperti topik cancer, stop smoking, insurance, dan
lain-lain, ini supaya blog mereka mendapat bayaran tinggi saat akan
dibuat blog bisnis. Apakah itu salah? sebenarnya tidak jika kita
memahami konsep dan topik yang akan kita ambil, contoh anda akan membuat
blog dengan konsep yang akan di isi oleh artikel berbayar, dan anda
tidak akan pusing dengan artikel yang akan dibuat. Oke ini tidak
masalah, tetapi bagi blogger pemula, justru ini akan menjadi kesalahan
fatal. Apa maksudnya? saya anggap blogger pemula hanya membuat artikel
dengan tangannya, fine jika dia paham akan tema blognya, kalau tidak? mode artikel copas pun bisa jadi jalan haram yang akan mereka ambil.
Intinya, buatlah blog dengan tema yang anda senangi, selain mudah dan
enteng jika ingin membuat artikel, kita juga akan senang dengan
hasilnya karena ini sejalan dengan hati kita, setuju?. Tidak usahlah
membuat blog dengan tema yang justru kita tidak paham, jangan hanya
semata-mata ikut-ikutan atau karena bayaran mahal yang akan didapat,
percayalah anda akan mentok ditengah jalan karena anda tidak tahu isi
atau tema blog anda.
2. Kesalahan Kedua, Tidak Memahami Hal yang berbau Web Development
Kan sekarang sudah ada blog gan? mudah dan gampang, iya benar, tapi
tetap saja kita perlu mengetahui beberapa hal penting dalam membangun
sebuah blog bukan hanya berkaitan dengan sewa hosting, kualitas hosting,
domain , CMS dan pembuatan artikel saja.
Contoh, oke anda sudah mendapatkan tema blog yang anda pahami dan
anda senangi, contohlah tema blog tentang motor yang kini sedang
menjamur seiring dengan melesatnya dunia roda dua di tanah air. Lalu
apakah hanya dengan mendaftar dan membuat blog kemudian mengisi artikel
sudah cukup? sudah,, ya sudah beres lanjutkan, toh itu yang hanya anda
ketahui bukan? heu heu . Enggak lah sobat, kita lihat bersama.
Lihat rumah sobat, lha kok rumah sob? iya rumah kita coba perhatikan bangunannya, desainnya, isinya dan penghuninya. Begini, rumah yang baik biasanya memiliki ALAMAT yang jelas, DESAIN yang bagus dan rapih, PENGHUNI nya sholeh dan cantik , PERABOTAN yang unik, enak di lihat, dan lain-lain.
Begitu pun sebuah blog, masih kurang jelas?
Jadi blog yang menarik itu sebaiknya memiliki alamat yang jelas,
misal blog tentang “tips ngeblog”, lebih pantas jika memiliki alamat tipsngeblog.net atau tipsngeblogku.wordpress,com dan sejenisnya dari pada blog dengan nama priatampan.wordpress.com
tapi isinya tentang masakan heu heu gak jelas kan?. Intinya, dilihat
dari contoh diatas, ketika orang mencari alamat blog tentang “tips
ngeblog”, nama blog kita telah memenuhi persyaratannya, got it?
Untuk desain dan isi blog pun sama, sebisa mungkin desainnya enak di
lihat oleh mata pengunjung maupun oleh robot search engine, kenapa?
karena keduannya sangat penting, tidak bisa memilih salah satunya saja.
Contoh, banyak blogger yang membuat blog dengan tempelate/themes yang
WAH juga berisi widget yang bejibun, okelah bisa enak dipandang mata
pengunjung (jika masih wajar kepadatannya), tetapi bagi search engine?
saya rasa robot search engine tidak akan jatuh cinta kepada blog yang
isinya berat, penuh sesak gambar, widget dan yang pasti overload .Solusinya ya perhatikanlah themes blog sobat, untuk isinya termasuk
artikel sebisa mungkin bermanfaat bagi orang lain dan enak untuk dibaca
oleh manusia juga robot S.E.
3. Kesalahan Fatal pada Setting Blog di Awal Pembuatan
Jangan sampai sobat membuat blog yang memiliki alamat oke, tema yang
pas, themes yang ringan dan keren, sudah SEO friendly, artikel mantap
tetapi lupa akan settingan blog heu heu. Untuk urusan ini saya tidak
akan berbicara panjang lebar, ada salah satu contohnya untuk blog
wordpress dan semua nya telah di ulas dengan lengkap oleh salah satu
master di bidangnya, baca disini saja – cara setting blog wordpress baru.
Bagaimana? pusing? heu heu. Jujur, terlalu banyak hal yang harus saya
sampaikan jika bicara mengenai dunia blog, nah mudah-mudahan artikel 3
kesalahan fatal blogger pemula ini bisa memberikan sedikitnya wawasan
bagi sahabat semua yang kebetulan tersesat ke blog ini. Untuk
mempermudah pemahamannya, saya berikan resumenya di bawah
Jangan lakukan kesalahan dalam memilih topik blog, cari topik
yang anda ketahui dan anda senangi. Belajarlah sedikit saja tentang web
development, setidaknya dasar yang penting seperti pemilihan domain,
konsep blog yang akan dibuat, juga settingan awal blog.
Masih tetap konsisten membicarakan blog. Tetapi di postingan kali ini
tidak akan membahas bagaimana membuat atau memasang sesuatu di blog,
melainkan lebih memberikan tips ngeblog untuk kembali bersemangat dalam ngeblog. Bukan itu saja, lebih dari itu untuk kembali meraba-raba motivasi kita dalam ngelog.
Sudah berapa lama kenal blog dan ngeblog? Ada yang baru mengenal, ada juga yang sudah bertahun-tahun mengenal blog. Seperti yang sudah sering kita dengar, membuat blog itu mudah, orang yang bisa menulis, bercerita bisa membuat blog. Ingat, konten adalah raja, sehingga tulisan yang diposting ke blog kita itulah yang utama. Tampilan dan mesin blog menjadi nomor 2.
Di zaman, jejaring sosial semakin populer, seperti facebook dan twitter apakah blog menjadi tersisihkan? Tidak. Blog tetap mempunyai peran yang tidak dimiliki oleh jejaring sosial tersebut. Blog menjadi tempat berekspresi yang juga memiliki nilai. Dengan ngeblog kita bisa menuangkan ide, perasaan dan pendapat, dengan ngeblog juga kita bisa berlatih menulis dengan gaya kita sendiri. Bukan hanya itu, blog bisa menjadi tempat pencitraan atau personal brand. Kita akan identik dengan apa yang kita posting di blog.
Apakah blog bisa menghasilkan uang? Tentu bisa. Karena memang sudah banyak yang mengalaminya. Berkat ngeblog, orang bisa mendapatkan job review, bisa diundang seminar, bisa mendapatkan hadiah ketika ikut lomba blog. Ada berbagai cara bagaimana blogger bisa mendapatkan uang dari ngeblog, tidak hanya dari iklan. Yang terpenting adalah keseriusan dan kecintaan, seperti layaknya hobi dan uang akan mengikutinya sendiri.
Sebenarnya di postingan ini, saya mau berbagi atau mengutip tulisan dari penulis blog naked-traveler.com, yaitu seorang perempuan yang memiliki hobi jalan-jalan, dan menuliskan cerita dan pengalamannya di blog. Tulisa-tulisan tentang travelernya sudah banyak yang dijadikan buku, semua berawal dari blog. Apa saja tips ngeblog darinya? Berikut adalah tips blogger:
Niche content – Karena saat ini blog sudah banyak banget berseliweran di dunia maya, maka Anda perlu memikirkan tema yang spesifik dan unik. Contohnya blog tentang traveling, bisa dibikin lebih fokus lagi ke wisata kuliner, menyelam, atau wisata sejarah. Boleh saja blog Anda berisi diary tentang kehidupan sehari-hari, tapi kalau Anda menulisnya biasa saja (nggak lucu), siapa yang melirik kecuali teman-teman Anda sendiri? Ingat, pilihlah tema yang benar-benar Anda kuasai, sehingga Anda juga enak dalam menulis dan tidak bosan berbagi.
WIIFM – Ini singkatan dari “What’s In It For Me?”. Artinya, bikin blog jangan hanya untuk memuaskan diri sendiri, tapi juga harus menempatkan diri sebagai pembaca. Ngapain baca blog orang kalau isinya tidak ada gunanya bagi kita sebagai pembaca, bukan?
Nama domain yang eye catching dan ear catching – Kecuali nama keluarga Anda Onasis atau Hilton, sebaiknya saat ini jangan menggunakan nama pribadi sebagai alamat domain blog Anda. Pikirkan sesuatu nama yang mudah diingat dan enak didengar, yang lucu atau menarik, yang sesuai dengan tema yang akan diusung, tapi jangan kepanjangan sehingga susah diingat.
Tampilan memikat – Memikat bukan berarti canggih, tapi user friendly. Warna dasar jangan yang mencolok, apalagi menggunakan font yang warnanya tidak kontras dengan warna dasar. Duh, pusing bacanya! Sebaiknya tidak pakai flash atau musik, karena berat bukanya dan bikin kaget.
Konsisten – Segalanya harus konsisten, baik dalam gaya bahasa, font, warna, gambar, maupun jumlah kata. Yang paling berat adalah konsisten dalam mem-posting. Menulis blog terus menerus membutuhkan waktu dan tenaga khusus. Jangan sampai blog lama kosongnya, karena akan ditinggalkan pembaca. Pengalaman saya sih maksimal seminggu sekali.
Taut dengan akun social media – Taruhlah link akun social media Anda dan alamat email di blog agar pembaca dapat berhubungan dengan Anda. Sebaliknya, setiap Anda mem-posting blog, taruhlah link tersebut di akun social media Anda sehingga traffic blog akan semakin tinggi.
Itulah tadi tips ngeblog untuk pemula, ataupun juga mahir yang mulai hilang gairah ngeblognya. Yaitu memilih tema atau konten yang unik, domain blog yang mudah dingat dan enak didengar. Kalau saya boleh tambahkan adalah gunakan username yang sudah terpakai di seluruh jejaring sosial yang lain, semisal punya saya ( davesiswandi ) ada di twitter, facebook, dan lain-lain. Gunakan blog dengan tampilan yang sederhana dan mudah digunakan. Lalu konsistenlah dalam mengupdate blog dan integrasikan blog dengan sosial media yang lain.
Sudah berapa lama kenal blog dan ngeblog? Ada yang baru mengenal, ada juga yang sudah bertahun-tahun mengenal blog. Seperti yang sudah sering kita dengar, membuat blog itu mudah, orang yang bisa menulis, bercerita bisa membuat blog. Ingat, konten adalah raja, sehingga tulisan yang diposting ke blog kita itulah yang utama. Tampilan dan mesin blog menjadi nomor 2.
Di zaman, jejaring sosial semakin populer, seperti facebook dan twitter apakah blog menjadi tersisihkan? Tidak. Blog tetap mempunyai peran yang tidak dimiliki oleh jejaring sosial tersebut. Blog menjadi tempat berekspresi yang juga memiliki nilai. Dengan ngeblog kita bisa menuangkan ide, perasaan dan pendapat, dengan ngeblog juga kita bisa berlatih menulis dengan gaya kita sendiri. Bukan hanya itu, blog bisa menjadi tempat pencitraan atau personal brand. Kita akan identik dengan apa yang kita posting di blog.
Apakah blog bisa menghasilkan uang? Tentu bisa. Karena memang sudah banyak yang mengalaminya. Berkat ngeblog, orang bisa mendapatkan job review, bisa diundang seminar, bisa mendapatkan hadiah ketika ikut lomba blog. Ada berbagai cara bagaimana blogger bisa mendapatkan uang dari ngeblog, tidak hanya dari iklan. Yang terpenting adalah keseriusan dan kecintaan, seperti layaknya hobi dan uang akan mengikutinya sendiri.
Sebenarnya di postingan ini, saya mau berbagi atau mengutip tulisan dari penulis blog naked-traveler.com, yaitu seorang perempuan yang memiliki hobi jalan-jalan, dan menuliskan cerita dan pengalamannya di blog. Tulisa-tulisan tentang travelernya sudah banyak yang dijadikan buku, semua berawal dari blog. Apa saja tips ngeblog darinya? Berikut adalah tips blogger:
Niche content – Karena saat ini blog sudah banyak banget berseliweran di dunia maya, maka Anda perlu memikirkan tema yang spesifik dan unik. Contohnya blog tentang traveling, bisa dibikin lebih fokus lagi ke wisata kuliner, menyelam, atau wisata sejarah. Boleh saja blog Anda berisi diary tentang kehidupan sehari-hari, tapi kalau Anda menulisnya biasa saja (nggak lucu), siapa yang melirik kecuali teman-teman Anda sendiri? Ingat, pilihlah tema yang benar-benar Anda kuasai, sehingga Anda juga enak dalam menulis dan tidak bosan berbagi.
WIIFM – Ini singkatan dari “What’s In It For Me?”. Artinya, bikin blog jangan hanya untuk memuaskan diri sendiri, tapi juga harus menempatkan diri sebagai pembaca. Ngapain baca blog orang kalau isinya tidak ada gunanya bagi kita sebagai pembaca, bukan?
Nama domain yang eye catching dan ear catching – Kecuali nama keluarga Anda Onasis atau Hilton, sebaiknya saat ini jangan menggunakan nama pribadi sebagai alamat domain blog Anda. Pikirkan sesuatu nama yang mudah diingat dan enak didengar, yang lucu atau menarik, yang sesuai dengan tema yang akan diusung, tapi jangan kepanjangan sehingga susah diingat.
Tampilan memikat – Memikat bukan berarti canggih, tapi user friendly. Warna dasar jangan yang mencolok, apalagi menggunakan font yang warnanya tidak kontras dengan warna dasar. Duh, pusing bacanya! Sebaiknya tidak pakai flash atau musik, karena berat bukanya dan bikin kaget.
Konsisten – Segalanya harus konsisten, baik dalam gaya bahasa, font, warna, gambar, maupun jumlah kata. Yang paling berat adalah konsisten dalam mem-posting. Menulis blog terus menerus membutuhkan waktu dan tenaga khusus. Jangan sampai blog lama kosongnya, karena akan ditinggalkan pembaca. Pengalaman saya sih maksimal seminggu sekali.
Taut dengan akun social media – Taruhlah link akun social media Anda dan alamat email di blog agar pembaca dapat berhubungan dengan Anda. Sebaliknya, setiap Anda mem-posting blog, taruhlah link tersebut di akun social media Anda sehingga traffic blog akan semakin tinggi.
Itulah tadi tips ngeblog untuk pemula, ataupun juga mahir yang mulai hilang gairah ngeblognya. Yaitu memilih tema atau konten yang unik, domain blog yang mudah dingat dan enak didengar. Kalau saya boleh tambahkan adalah gunakan username yang sudah terpakai di seluruh jejaring sosial yang lain, semisal punya saya ( davesiswandi ) ada di twitter, facebook, dan lain-lain. Gunakan blog dengan tampilan yang sederhana dan mudah digunakan. Lalu konsistenlah dalam mengupdate blog dan integrasikan blog dengan sosial media yang lain.